Anak-anak di sekolah sering melihat bahasa Inggris sebagai sarana tradisional. Nyatanya, Anda mungkin tidak menemukan alat tradisional. Bajriyatun Noor menulis dalam Ensiklopedia Mini Alat Musik di Indonesia, yang digunakan orang-orang zaman dahulu untuk mengarang benda-benda mereka. Misalnya tanduk binatang, bambu, tulang belulang, batu, pohon dan benda lainnya.
“Indonesia memiliki ragam alat musik yang sangat beragam dengan budaya yang kaya. Alat musik Indonesia diciptakan di bawah pengaruh budaya yang berbeda seperti Hindu, Budha, dan budaya Arab. Pengaruh budaya yang beragam ini hanya menghasilkan musik tradisional Indonesia,” kata Bajriatun. Berikut beberapa alat musik tradisional yang bisa Anda berikan untuk anak Anda.
Serune Kale
Akasia alat musik tiup, keras dan kasar tapi ringan. Panjang dan lurus, seperti klarinet, dibulatkan dari atas ke bawah. Terdapat lubang di tubuh Seron Cole yang sesuai dengan nada keinginan fans.
Arama
Alat musik ini berasal dari pulau Nias di Sumatera bagian utara dan terbuat dari tembaga, kuningan, susa (paduan emas dan tembaga) dan nikel. Lingkaran kecil berbentuk raja. Ada lingkaran kecil di tengahnya.
Saluang
Alat musik tradisional ini sering digunakan oleh suku Minangkabau di Sumatera bagian barat dan terbuat dari bambu halus atau bambu berlubang. Salvang yang terbuat dari bambu dianggap enak dan manis. Sal Rouen termasuk dalam kelas seruling, tetapi pekerjaannya sederhana. Hanya 4 lubang yang hidup di bambu.
Dogdog Lojor
Alat musik tradisional ini berasal dari daerah Ponton Selatan. Bentuknya mirip bedug, tapi badannya pendek dan panjang. Bagian tengahnya polos, dan satu sisi ditutupi dengan kulit domba atau kulit sapi kering.
Tehyan
Ini adalah alat musik tradisional di Jakarta yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Ini mencakup dua instrumen dawai yang terlihat seperti biola teknis. Tehian tadinya terbuat dari bambu, namun kini telah diganti dengan batok kelapa dari bambu. Untuk menemukan alat musik tradisional lainnya, klik Ponta di halaman berikutnya.
Angklung
Bahasa Inggris adalah alat musik tradisional dari negeri Sunni Jawa Barat. Bahasa Inggris adalah sarana ganda. Musiknya setidaknya berumur 4 sampai 6 tahun, terbuat dari bambu, dan ujungnya dipotong menjadi tabung dan disusun. Bambu adalah cara mengeluarkan suara dengan cara melambai ketika suara tersebut berasal dari benturan fisik.
Ceng-ceng
Senseng atau Tenseng adalah alat musik tradisional Bali. Pada kamelia Polinesia, instrumen ini memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan efek suara yang dinamis. Chengcheng terbuat dari pohon palem dan tembaga.
Alat tersebut terdiri dari 6 logam bulat di bagian bawah dan 2 logam bulat di bagian atas. Cara menjatuhkan tembaga bagian atas pada daerah tembaga bulat bawah.
Sarone
Alat musik tiup tradisional daerah Bima Tombu di bagian barat Nusa Tenggara. Instrumen ini tergolong aerophone dan menggunakan udara untuk menghasilkan suara. Lidah ditempelkan ke mulut dengan sebatang bambu tipis atau cincin dari daun lontar. Saron berbentuk seperti tabung sempit dan akhirnya membesar (lebih mahal).
Sasando
Sacando adalah alat musik umum yang terletak di Rhode Island di sebelah timur Nusa Tenggara. Bagaimana memilih dan bermain. Sekilas terlihat seperti gitar, biola atau kecapi. Namun, secara eksklusif, Sasando memiliki bunyi melodi yang dapat dikenali. Sacando terbuat dari daun lontar dan bambu. Gaunnya terbuat dari benang seindah tali.
Kolintang
Alat musik tradisional ini berasal dari Mine Has di Sulawesi Utara. Itu terbuat dari gula gunung dan dipotong dengan ukuran yang tepat. Nantinya alat ini berperan sebagai resonator pada lantai kayu. Menyerang dengan tongkat khusus adalah cara bermain Colin Dong. Agar suara tetap rapi, bersihkan ujung tongkat dengan kain atau penghapus.